Motivasi Belajar


MOTIVASI BELAJAR

      A.      Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi Belajar adalah keseluruhan kemampuan dalam menggerakan diri seseorang yang mengakibatkan kegiatan belajar dimana menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang diinginkan oleh individu atau subyek belajar itu bisa tercapai. Dalam belajar, prestasi individu atau seseorang akan lebih baik jika individu tersebut mempunyai dorongan motivasi dari orang tuanya untuk berhasil. Hal ini karena ada kecenderungan bahwa seorang individu yang mempunyai kecerdasan tinggi atau pengetahuan yang tinggi, bisa saja gagal berprestasi diakibatkan karena kurang adanya motivasi dari orang tua mereka.

      B.      Hakikat Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal tersebut mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat digolongkan sebagai berikut:
(1) adanya hasrat dan adanya keinginan untuk berhasil,
(2) adanya dorongan dan kebutuhan di dalam belajar,
(3) adanya harapan dan cita-cita untuk masa depan,
(4) adanya penghargaan di dalam belajar,
(5) adanya kegiatan yang menarik di dalam belajar,
(6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, yang memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

      C.      Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a.       Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginanbelajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca dapat menyanyi, dan lainnya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Timbunya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Cita-cita siswa untuk “menjadi seorang...” (gambaran ideal seperti pemain bulu tangkis dunia misalnya)akan memperkuat semangat belajar, dan mengarahkan perilaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik.
b.      Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Keberhasilan membaca suatu buku bacaan, akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut dapat memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak. Secara ringkas dapat dikatan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi belajar anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c.       Kondisi Siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani yang mempengaruhi motivasi belajar.  Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d.      Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar.
e.       Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengaaman hidup. Pengalam teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar majalah, radio, televisi, dan sumber belajar disekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f.       Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul dengan puluhan dan ratusan siswa setiap hari. Intensitas pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi disekolah dan luar sekoalah.

      D.      Peranan Dan Manfaat Motivasi Belajar
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi peserta didik akan tetapi penting juga bagi pendidik. Pentingnya motivasi belajar bagi peserta didik sebagai berikut:
1.      menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir
2.      menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3.      mengarahkan kegiatan belajar
4.      membesarkan semangat belajar
5.      menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
Manfaat motivasi belajar bagi pendidik:
1.      membangkitan, meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai berhasil
2.      mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik dikelas
3.      meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran
4.      memberi peluang pendidik untuk “Unjuk kerja”

      E.      Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
a)    Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.     Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
b)   Membangkitkan Minat Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29).
c)    Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d)   Mengguanakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-           siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan     kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum  pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan  membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya     siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
e)    Berilah Pujian yang Wajar Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian      dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167).
f)    Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka        belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat  mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para       siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan,      sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g)   Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar   yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan            komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
h)   Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan  proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan             sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu. Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan           perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif  seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam ituhanya bisa digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa.         Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya     membangkitkakn motivasi dengan cara negatif dihindari.


Sumber:

Dimyanti, dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat  Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara. Bandung



Comments

Popular posts from this blog

FAKTOR DAN DAMPAK PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

Pacaran dan Perilaku Seksual Remaja