KEPEMIMPINAN PERUBAHAN
A. Kepemimpinan
Perubahan
Kepemimpinan
perubahan dapat ditinjau dari prespektif yang ada, yaitu kepemimpinan perubahan
strategis, fundamental, dan cultural.
a.
Kepemimpinan
dalam Perubahan Strategis
Kepemimpinan perubahan strategis diperlukan ketika dalam organisasi
mengalami kendala mengubah anggotanya karena sudah memiliki peta mental
sebelumnya. Hal strategis yang dilakukan pemimpin adalah merubah peta mental
indidvidu (anggota) terlebih dahulu disusul dengan perubahan organisasional
(Supriyanto, 2009: 79)
Salah satu
perbedaan paling penting tentang memimpin perubahan strategis adalah dengan
menjaga konsep tetap sederhana dan memfokuskan pada yang mendasar.
Kenyataannya, terobosan perubahan memerlukan penguasaan lengkap tentang
fundamental perubahan. Dengan menguasai dasar-dasar perubahan, dapat memberikan
kunci untuk menerobos rintangan resistensi perubahan.
b.
Kepemimpinan dalam Perubahan Fundamental
Perubahan
fundamental merupakan perubahan mendasar, perubahan yang menyangkut
prinsip-prinsip sehingga akan mempunyai dampak yang sangat besar dan luas
terhadap organisasi. Untuk memimpin perubahan secara efektif, Hussey (dalam
Wibowo, 2006: 242-246) menyarankan pendekatan langkah demi langkah yang
dinamakan EASIER, merupakan akronim di bawah ini:
1.
Envisioning (Memimpikan)
2.
Activating
(Mengaktifkan)
3.
Supporting (Mendukung)
4.
Implementing
(Melaksanakan)
5.
Ensuring
(Memastikan)
6.
Recognizing (Mengenal)
c.
Kepemimpinan Berbasis Kultural
Kepemimpinan yang lebih mengedepankan tauladan bagi para anggotanya dan
keseimbangan antara nilai-nilai kemanusian (human
value) dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi. Ia harus
berhadapan dengan transisi dari budaya lama ke baru. Ia perlu memberikan contoh
atau model praktik budaya baru dalam lingkup pekerjaan sehari-hari, termasuk di
dalamnya cara memimpin dan melatih anggota untuk mengikutinya (Pheagean, dalam
Supriyanto, 2009: 84). Cara yang dapat ditempuh pemimpin dalam memimpin pekerja
menurut Pheagen (dalam Wibowo, 2006: 255-256) meliputi:
1.
Creating the
Right Environment (Menciptakan Lingkungan yang Tepat)
Pemimpin menjadi model peran,
mendorong dan menghargai mereka yang menunjukkan perilaku kepemimpinan baru.
Pemimpin melakukan hal ini dengan menjadikan dirinya terbuka dan mau menerima
pendapat orang lain dalam diskusi, mendiskusikan nilai kemanusiaan dalam
percakapan dan pertemuan.
2.
Installing
the Right Processes (Menyusun Proses yang Tepat)
Pemimpin mengusahakan proses yang
formal dan memberi petunjuk kepada bawahan untuk berpartisipasi dalm
pengambilan keputusan sehingga orang pada semua tingkatan dapat memberi
kontribusi pada keputusan yang mempengaruhi mereka. kepemimpinan baru ini,
yaitu cultural leader, bersifat mau menerima, terbuka, kooperatif,
partisipatif, komunikatif, berorientasi saling menguntungkan. Pemimpin ini mengusahakan
visi yang jelas, tujuan, arah, batas, pembatasan, dan stbilitas. Mereka
menghargai keberhasilan dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar.
B. Peran Pemimpin Perubahan
Peran
seorang pemimpin sangatlah luas dan berat. Pemimpin harus mencapai hasil yang
diharapkan organisasi, mengembangkan lingkungan yang dihadapi dan sekaligus
lebih memperhatikan kepentingan orang lain. Untuk itu menurut Wibowo (2006:
273-278) pemimpin sebaiknya mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menciptakan
hubungan kerja efektif
Hubungan kerja yang efektif akan membangkitkan iklim
pemberdayaan. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan dapat menunjukkan perilaku
terhadap bawahannya dengan cara menghargai mereka, menunjukkan empati, bersikap
tulus
2. Pergeseran
Fungsi Manajer
Di dalam organisasi konvensional, seorang manajer
berada dipuncak piramid, sedangkan bawahannya berada di bawah pada posisi untuk
mendukung eksistensinya. Manajer tinggal memberikan perintah dan tugas
dilakukan seluruhnya oleh pekerja. Pekerja bekerja keras untuk kesuksesan
manajer.
3. Memimpin
dengan Contoh
Pada dasarnya, pemimpin harus
percaya dengan orang. Namun, pemimpin juga harus dapat menjadi model bagi orang
yang harus diberdayakan. Terdapat beberapa cara bagi pemimpin untuk menunjukkan
contoh baik bagi timnya. Apapun yang diputuskan, penting membentuk model
perilaku yang diinginkan untuk dicontoh orang lain (Smith dalam Wibowo,
2006:274)
Smith (dalam Wibowo, 2006:274)
memberikan beberapa contoh berikut.
1.
Jika pemimpin ingin mereka melakukan apa yang mereka
katakan, ia harus membuktikan bahwa dirinya dapat dipercaya.
2.
Jika pemimpin menginginkan mereka inovatif. Ia harus
bersiap untuk menerima resiko atau inovasi yang mereka lakukan.
3.
Jika pemimpin ingin orang lain melakukan ekstra usaha,
ia harus mendorong diri sendiri bekerja lebih keras
4.
Jika pemimpin ingin mereka terbuka, ia harus jujur dan
tulus kepada mereka sehingga mendapat kesan tidak ada yang disembunyikan.
5. Jika
pemimpin ingin mereka saling mempercayai, ia harus mempercayai mereka.
Comments
Post a Comment